Ass. Hamba Allah yang shalih sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah (alqur’an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah. kami tidak mempunyai nasihat yang lebih baik kecuali sebuah kisah kehidupan putri baginda Rasulullah saw.
Bacalah dengan penuh perenungan dan pelan-pelan, pejamkan mata setiap selesai satu paragrafnya.
Yakinlah Allah pasti memberikan jalan keluar dari segala permasalahan orang yang bertaqwa.
doakan kami juga biar istikomah dalam dakwah ini.
Selamat membaca
Suatu hari seorang sahabat yang sering sekali dimarahi oleh istrinya merasa sudah habis kesabaran dan ia bertekad bila dimarahi lagi akan membalas kata-kata istrinya, namun sebelum niatnya dilakukan ia pun ingin minta pendapat dari umar bin khotob ra. yang diketahuinya sebagai orang yang paling gagah, berani terhadap musuh, pintar berdebat dan bila berbicara semua orang akan diam mendengarkanna.
Maka datanglah ia ke rumah umar bin khotob ra. Yang menurut pikirannya ia adalah sahabat yang paling berani dan gagah sehingga pasti punya solusi untuk masalahnya. Sesampainya didepan pintu rumah umar ra ia berdiri di depan pintu dan ketikan ia mau mengetuk pintu didengarnya dari dalam suara istri umar bin khotob sedang memarahi umar dan ia tidak mendengar sedikitpun kata-kata umar terucap padahal istrinya berkata-kata banyak sekali.. ia pun termenung beberapa saat sampai akhirnya terdengar didalam tidak ada suara lagi, ketika ia mau mengetuk pintu kedua kalinya ia merasa malu dan akhirnya memutuskan untuk pulang namun baru beberapa langkah saja ia hendak pulang terdengar suara memanggilnya dan ternyata umar ra.
"Wahai sahabat mau kemana kamu?
Sahabat itu lantas berbalik dan menghampirinya.
Wahai umar sesungguhnya aku ada keperluan kepada mu, namun engkau telah menjawabnya sebelum aku menanyakannya?
Keperluan apakah itu?
Sesungguhnya aku adalah seorang suami yang sering di marahi oleh istrinya dan ketika dimarahi itu aku hanya bias diam, sampai saat ini itu yang aku lakukan. Namun sepertinya kesabaranku telah habis sampai aku berkata dalam hatiku bila ia memarahiku lagi aku akan membalas ucapan-ucapannya namun sebelumnya aku ingin bertanya dulu kepadamu dan ketika aku sampai dipintu rumahmu kudengar kau juga seperti aku, yang kau lakukan adalah diam padahal kami tahu kau orang yang paling tegas, pintar dalam berbicara, dan disegani musuh-musuh.
Maka umar mendekap sahabat tadi sambil menangis,
Wahai sahabatku sesungguhnya seorang istri itu diciptakan dari tulang yang bengkok, bila kamu meluruskannya dengan cara yang kasar maka patahlah tulang itu, bersikap lembutlah padanya karena tugasnya dirumah banyak sekali ia harus menanggung beban yang tak bias kita tanggung, ia mencuci pakaian, menggiling gandum, memasak untuk kita, mengurus anak, menyusuinya dan itulah yang membua”tnya menjadi sedikit emosional. Bersikap lembutlah Karena rosulullah bersabda sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada keluarganya”. Bagaimana mungkin seseorang bias berbuat baik kepada kita sementara ia berbuat tidak baik terhadap orang yang dicintainya.
Sahabat ikhwan yang Allah rahmati dari penggalan kisah para sahabat itulah kita bias mengambil ibrah dan sikap yang harus dicontoh.
Jika istri marah yang kita lakukan adalah diam jangan sesekali mengomentarinya walau pun perkataan kita itu benar
Bila tidak kuat diam maka rubahlah posisi mu sebagaimana sabda rasulullah bila sedang berdiri duduklah, bila sedang duduk berbaringlah.
Kemudian berwudhulah dan ajak istrimu pun berwudu karena kemarahan itu dari syetan, syetan dicipta dari api dan api padam oleh air
Sahabatku sesungguhnya nasehat sebaik apapun itu tidak akan bermanfaat bagi orang yang sedang marah karena ia tidak memerlukannya.
Marah adalah perasaan dan bukan logika maka jangan lawan dengan logika tapi dengan hati.
Semoga Allah memberikan keluarga yang sakinah mawadah warohmah, dan ternyata keluarga yang menggandeng derajat seperti itu bukan keluarga yang tanpa masalah, Rasulullah pernah bermasalah dengan istri beliau, para sahabat pun sama apalagi kita dan istri kita yang keimanannya masih memerlukan pupuk yang ekstra subur.
Wallohu a’alam
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar